Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Sulawesi Barat melaksanakan Kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Penggerek Batang pada Tanaman Padi pada tanggal 23 hingga 24 Januari 2024 di Kab. Polewali Mandar. Hal ini diinstruksikan langsung oleh Kepala Dinas TPHP Syamsul Ma’rif,  melalui UPTD BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura) Sulawesi Barat.

Dalam pelaksanaannya, Penanggungjawab Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Wilayah II Rea Timur mengakomodir kegiatan Gerakan Pengendalian OPT bersama Koordinator POPT Kab. Polewali Mandar, POPT Kec. Mapilli, POPT Kec. Wonomulyo.

Gerakan pengendalian ini dilaksanakan di 2 (Dua) Kelompok Tani, yaitu Kelompok Tani Sipoelo di Kec. Tapango dan Kelompok Tani Idaman di Desa Bakka-Bakka Kec. Wolomulyo Kab. Polewali Mandar.

Syamsul Ma’rif mengatakan, berdasarkan hasil laporan pengamatan POPT lapangan di Kab. Polewali Mandar pada periode Januari 2024 bahwa serangan penggerek batang padi merupakan serangan tertinggi mencapai 82 Ha, sehingga peringatan dini dikeluarkan oleh POPT setempat untuk segera dilakukan penanganan.

Salah satu penyebab terjadinya serangan penggerek batang ialah karena adanya pola tanam yang dilaksanakan secara tidak serempak pada wilayah tersebut yang mengakibatkan OPT penggerek batang dapat berpindah ke pertanaman lain yang usia tanamnya masih berada di fase vegetatif.

Tim teknis kemudian menggerakkan kelompok tani dengan melakukan gerakan pengendalian sebagai upaya untuk mengendalikan OPT penggerek batang. Luas lahan yang dikendalikan mencapai 5 Ha di Kelompok Tani Sipoelo dan seluas 11 Ha di Kelompok Tani Idaman dengan menggunakan insektisida sistemik (Montaf) sebagai bahan pengendali.

Kepala UPTD BPTPH Hasdiq Ramadhan menambahkan, dirinya telah mengintruksikan kepada POPT setempat bahwa setelah Gerakan Pengendalian OPT ini dilaksanakan, agar terus memantau pertanaman yang dikendalikan dan segera melaporkan pertanaman yang telah pulih.

Lebih lanjut Syamsul Ma’rif berharap, Gerdal OPT ini sebagai upaya pengamanan produksi tanaman pangan dari serangan OPT, sehingga dapat meningkatkan produktivitas padi guna menjaga stabilitas pangan di Sulawesi Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *