Polman – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Sulawesi Barat melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) melakukan penanganan dampak Perubahan Iklim (DPI) El Nino terhadap tanaman padi milik 3 Kelompok tani (Keltan) yaitu keltan Amanah, keltan Pahlawan dan Keltan Sioronni di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kab. Polman, Jumat (30/9/2024)
Penanganan DPI tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan berupa mesin pompa air kepada kelompok tani yang sifatnya pinjam pakai dan pengembalian setelah panen. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pengamatan keliling yang dilakukan sebelumnya oleh Kasi Pengamatan, Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan DPI UPTD BPTPH, Roswati Jusuf bersama petugas POPT Kab. Polman dan PPL Wilayah Kec. Tinambung Kab. Polman
Roswati Yusuf mengatakan, dirinya melihat secara langsung kondisi agroekosistem dan keadaan pertanaman milik petani terkait DPI Kekeringan di 3 keltan tersebut dengan total luasan areal pertanaman padi sekitar 8 Ha, dimana 3,5 Ha sudah terdampak puso, dengan beberapa jenis varietas, yaitu varietas Inpari-32, varietas Mekongga, varietas Arumba dan Inpari IR Nutr-zinc untuk jenis beras merah.
“Hal ini tentunya menjadi salah satu keresahan petani, dengan terjadinya Fenomena El Nino (kekeringan) ini petani sangat membutuhkan sarana pompanisasi, karena lahan milik mereka merupakan irigasi tadah hujan” ungkap Kasi P2OPT tersebut
Sementara itu, menurut Kepala UPTD BPTPH, Hasdiq Ramadhan, yang menjadi kendala pada lahan mereka saat ini adalah sumber air/ debit air pada sumur sangat sedikit yang disebabkan oleh kekeringan. Hal ini juga terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia termasuk di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar tersebut. Menanggapi hal tersebut, Kepala DTPHP Syamsul Ma’rif mendukung secara penuh yang perlu dilakukan UPTD BPTPH diantaranya pengawalan pertanaman secara intensif dengan melakukan pengamatan dan antisipasi dini terhadap serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), pemantauan/monitoring secara rutin dan berkelanjutan, mengoptimalkan bantuan sarana penanganan DPI seperti pompa/sumur suntik, serta memberikan solusi permanen terhadap daerah endemis OPT serta rawan DPI banjir dan kekeringan.