Mamasa – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melalui UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Gerdal OPT) pada tanaman padi di Kabupaten Mamasa. Kegiatan ini dilakukan sejak tanggal 30 Januari hingga 11 Februari 2025.
Gerdal OPT di Mamasa dilaksanakan di tiga titik lokasi pertanaman padi, diantaranya Kelompok Tani (Poktan) Lembang Sela di Desa Tadisi, Kecamatan Sumarorong, dengan luas serangan Penggerek batang 6 Ha, luas waspada mencapai 50 Ha dan luas pengendalian sekitar 10 Ha, Poktan Sespa Jaya di Desa Orobua, Kecamatan Sesenapadang, luas pengendalian sekitar 5 Ha, sedangkan di Poktan Bamba Tatale di Desa Tawalian Timur, Kecamatan Tawalian, luas pengendalian sekitar 10 Ha.
Pelaksanaan Gerdal ini didampingi langsung oleh Penanggungjawab Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Mamasa, Arwan, sekaligus sebagai Koordinator POPT Mamasa beserta POPT kecamatan dan PPL setempat dan menggerakkan seluruh anggota poktan.
Penanggungjawab LPHP Mamasa, Arwan mengatakan, di Mamasa tidak hanya serangan penggerek batang dan penyakit tungro yang menyerang pertanaman padi poktan, melainkan juga terdapat penyakit blast dan Hawar Daun Bakteri (HDB) yang masing-masing sekitar 13 Ha.
Arwan menambahkan, serangan OPT pada tanaman padi tersebut disebabkan oleh dua jenis OPT (hama dan penyakit) dengan umur tanaman berkisar antara 40-70 HST, sehingga pengendaliannya juga menggunakan dua jenis bahan pengendali, yaitu Insektisida Lugen untuk hama dan Fungisida Sultricob yang efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab penyakit pada tanaman.
“Dengan mengaplikasikan pestisida ini, maka tentunya menjadi gerakan pengendalian yang kiranya mampu menekan perkembangan populasi wereng hijau dan luas serangan penyakit tungro, blast serta hawar daun bakteri sehingga kehilangan hasil dapat diminimalisir,” ungkapnya.
Kepala UPTD BPTPH, Hasdiq Ramadhan mengatakan, luas serangan OPT baik yang disebabkan oleh hama maupun penyakit menjadi perhatian khusus bagi seluruh stakeholder terkait.
“Kiranya, Gerdal OPT swadaya ini menjadi upaya kita bersama dalam menekan perkembangan populasi hama Wereng Batang Coklat (WBC), penyakit blast maupun penyakit HDB untuk menstop serangan spot hama dan penyakit sehingga dapat mencegah kehilangan hasil/penurunan produksi akibat OPT,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif memberi arahan kepada Koordinator POPT khusus POPT setempat bahwa setelah Gerdal OPT itu dilaksanakan, kiranya terus memantau pertanaman yang telah dikendalikan dan segera melaporkan pertanaman yang telah pulih.
“Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota kelompok dan petani setempat. Hasil yang diharapkan dari kegiatan Gerdal OPT ini adalah berkurangnya populasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, sehingga hasil produksi juga dapat menjadi maksimal,” ujar Syamsul Ma’rif.