Tim medik veteriner atau dokter hewan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Sulawesi Barat bersama UPTD Lab.Keswan dan Kesmavet melakukan respon cepat adanya laporan kasus kematian ternak babi milik masyarakat di Desa Boda-Boda, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju (Jumat, 26 Desember 2024). Investigasi ini juga turut didampingi oleh Tim Medik DTPHP Kabupaten Mamuju.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, sudah satu minggu terkakhir terjadi kematian kasus berturut-turut dan sampai saat investigasi, setidaknya 5 ekor babi telah mati dengan tanda babi tidak mau makan, lemas, hipersalivasi (banyak mengeluarkan air liur), gemetar, mata merah bahkan diare.

Kepala Dinas TPHP Sulbar, Syamsul Ma’rif mengatakan, timnya segera merespon adanya laporan ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian dan faktor resiko yang berpengaruh pada penyebaran penyakit, mencegah penyebaran penyakit ke hewan ternak lainnya dan memberikan informasi kepada peternak langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan awal.

Sementara itu, Kepala UPTD Lab Keswan dan Kesmavet Dinas TPHP Sulbar, Sahida mengatakan, lewat respon cepat ini diharapkan dapat mengidentifikasi penyebab kematian dan perencanaan tindakan penanggulangan,  identifikasi ancaman yang dapat terjadi baik bagi hewan manusia maupun bagi masyarakat,  hal ini juga untuk mendukung Kesejahteraan Hewan dengan cara perbaikan kondisi peternakan dan manajemen peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan secara menyeluruh.

Dari hasil investigasi tersebut, drh. John melalui keterangannya mengatakan untuk sementara kasus yang menyerang babi di desa Boda-Boda tersebut diduga ASF (African Swine Fever), namun untuk memastikannya, dirinya bersama tim telah melakukan pengambilan sampel darah dan organ untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Maros untuk peneguhan diagnosa.

Selain investigasi, tim dokter hewan juga melakukan pengobatan terhadap ternak sakit berupa pemberian antibiotik dan vitamin serta memberikan desinfektan kepada masyarakat untuk dilakukan penyemprotan di setiap kandang ternak juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengubur ternak yang mati dan tidak melakukan pembuangan bangkai ternak ke sungai apalagi melalukan pemotongan untuk dibagi-bagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *