MAMUJU — Kebutuhan padi terus meningkat karena padi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk menyeimbangkan kebutuhan pangan dengan jumlah produktivitas padi maka perlu memerhatikan dari cara penanaman, hama dan penyakit yang mengganggu, kondisi lahan dan sebagainya. Hal yang tidak kalah penting adalah penanganan panen.

Salah satu dampak el-nino dan akibat perubahan iklim yang terjadi ialah pada sektor pertanian. Perubahan ini dapat terlihat dari kenaikan suhu di permukaan bumi dan menyebabkan terjadinya kekacauan pola musim.

Namun hasil yang diraih oleh poktan di desa galung lombok sedikit berbanding terbalik dengan akibat musim kemarau dan efek el-nino saat ini.

Memasuki musim tanam okmar tahun ini, hari Sabtu tgl 14 oktober kemarin, Bapak Muhtar, SP.,M.Si, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat, bersama dengan penyuluh pertanian provisni dan kordinator penyuluh pertanian wilayah BPP Tinambung, mengunjungi salah satu poktan pelaku pertanian ramah lingkungan di Desa Galunglombok Kec. Tinambung Kab Polman, yg berhasil panen padi 2 minggu lalu seluas kl.19 ha., dengan hasil rata2 ubinan 8,7 ton GKP/ha.

Sebuah keberhasilan yg patut disyukuri ditengah musim kemarau yg membuat gagal panen di banyak tempat. Salah satu inovasi yg diterapkan di poktan ini adalah aplikasi Biosaka yg maksimal, sehingga pertumbuhan padi berlangsung maksimal ditengah cekaman teriknya matahari sebagai efek dari el-nino yg masih berlangsung hingga sekarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *